Memaknai Tahun Baru 2013
Oleh : maz Tanto’82
Oleh : maz Tanto’82
Setahun telah berlalu, kalimat yang sering muncul di benak kita semua pada saat akhir bulan Desember yang secara periodik berganti, bertambah satu menuju tahun baru. Tidak terasa tahun 2012 hampir berakhir, dan insyaallah beberapa hari lagi akan bertemu, berjumpa dengan Tahun 2013.
Perayaan malam tahun baru yang setiap tahunnya dirayakan dengan sangat meriah itu, utamanya dirayakan dan diselenggarakan di kota-kota besar, sedang di desa-desa jarang dan bahkan tidak pernah ada kita jumpai perayaan tersebut.
Dulu bagi desa-desa yang kreatip warganya, pada saat akan menjelang akhir tahun, bulan Nopember - Desember dengan sarana dan prasarana sederhana dapat mengais rejeki dengan membuat terompet tradisional tahun baru dan berbondong-bondong menuju ke kota-kota besar dengan tujuan menjajakan terompet hasil karyanya. Namun jaman semakin maju, teknologi semakin berkembang, alat dan bahanpun untuk membuat terompet semakin canggih serta desain model terompetpun sangat berfariasi dan menarik, produsen semakin banyak dan bersaing. Apa yang terjadi ? Tentu warga desa yang dulunya sukses akan gulung tikar dan terpinggirkan karena tidak bermodalkan ilmu kreatifitas dan tidak bermodalkan uang untuk pembelian alat, dan bahan pembuat terompetpun semakin mahal. Sehingga akan tergeser oleh warga masyarakat yang kreatip dan bermodalkan uang yang berasal dari kota-kota kecil sebagai penyangga kota besar.
Bagaimana persepsi dan memaknai tahun baru?
Tentunya persepsi kita masing – masing berbeda dalam menyambut tahun baru, ada yang menyambutnya dan merayakan malam tahun baru dengan acara yang heboh dan meriah, ada juga yang menanggapinya biasa-biasa saja adem ayem dirumah berkumpul dengan keluarga menonton TV tidak perlu dimaknai khusus, ada yang mengambil kesempatan berkreasi, berkarya mengais rejeki dengan cara memproduksi dan berjualan Terompet Tahun Baru dan Kembang Api, dengan era Informasi Teknologi (IT) ada juga yang membuat konten-konten video klip sebagai ucapan Selamat Tahun Baru 2013, dan ada juga yang cuek dan acuh dengan ucapannya “emang gue pikirin” he..he..he.. kate “si cuek”. Persepsi masing-masing itu semua sah-sah saja yang penting semua bisa menjaga diri. Bagi yang merayakan tentu harapannya tidak berlebihan, tidak arogansi dan tertib sehingga tidak merugikan orang lain.
Menurut pendapat saya, perlu direnungkan dan disadarai oleh kita semua bahwa adakah manfaat lebih bila kita merayakannya berlebihan, berpesta pora, turun kejalan dengan berkendaraan motor berkonvoi di jalan-jalan raya, nongkrong sampai pagi? Kok sepertinya hanya pemborosan saja, senang- suka-citapun kalau dirasa hanya senang dan suka cita sesaat saja. Padahal tanpa kita sadari dengan bertambahnya tahun, umur kita semua semakin berkurang. Lebih baik kita merenung dan instropeksi diri, mengevaluasi terhadap apa yang telah kita jalani, kita lakukan, kita kerjakan setahun lalu. Tinggalkan kenangan pahit, kegagalan, tidak hanya direnungkan saja, namun berusaha bangkit dan segeralah mengambil langkah menuju harapan baru, dan yang sudah baik nilainya rencanakan langkah-langkah kedepan agar lebih baik dan memuaskan... Ingat janganlah lupa diri dan tetaplah bersyukur kepada Allah yang memberikan nikmat segala nikmat.
Bila kita lihat, mengapa setiap tahun baru datang, warga masyarakat terutama di kota-kota besar menyambutnya dengan suka cita, berlebihan, dan berpesta pora gegap gempita? Bagaimana sebaiknya? Ingin tahu jawabannya, buka dan baca Selamat Tahun Baru oleh A. Mustofa Bisri (Gus Mus).
Merayakan tahun baru itu boleh-boleh saja kalau diniatkan dengan bersyukur, namun kalau menyikapinya dengan berlagak lupa pada tugas pokok kita sebagai hamba yang seharusnya tetap harus ingat kepada yang Menciptakan kita, kenapa. Karena biasanya orang yang dilanda kesenangan kebanyakan lupa pada Tuhannya, sehingga seolah-olah hidup ini penuh kebebasan, oleh karena itu banyak yang pura-pura lupa sehingga hidupnya benar-benar bebas tanpa aturan. Bebas melakukan apa saja, sudah tidak peduli lagi pada agama yang dipegangnya, pada norma yang dihormatinya. Beda ketika kita sedih baru ingat kembali pada Yang Maha Kuasa.
Jadi, Bapak/Ibu, saudara, rekan dan teman sekalian mari kita sikapi tahun baru ini dengan yang sewajarnya dan kita berusaha berpikir dengan lebih cerdas. Apakah perbuatan kita termasuk yang cerdas atau melampaui batas. Pikirkan lagi manfaat dan madharotnya, untung dan ruginya, baik dan buruknya. Karena semakin anda teliti berpikir maka anda akan semakin merasakan manfaatnya. Jangan menyesal dikemudian hari, karena penyesalan biasanya datang belakangan. Dampak dan akibatnya benar-benar sudah kita hitung atau belum kalau anda melakukan sesuatu.
Semoga bermanfaat. Selamat Tahun Baru 2013.
Sumber : baca tautan dibawah ini
Comments :
0 komentar to “Selamat Tahun Baru 2013”
Posting Komentar