Per Jiwa akan Menanggung Beban Utang Sebesar Rp.7.282.157,-
Besaran di atas dihitung, jika jumlah penduduk diprediksi sampai saat ini 241 juta jiwa dan Membengkaknya Beban Utang Indonesia mencapai Rp. 1.754,91 trilyun.
Sebagaimana yang kita lihat dari data Perkembangan Utang Negara, edisi Oktober 2011, menunjukkan bahwa semakin meningkat utang pemerintah tiap tahunnya, dari th. 2006 sampai dengan th. 2011. Sampai pada bulan September tahun 2011, posisi utang pemerintah mencapai 1.754.91 trilyun rupiah, (seperti pada Gbr Grafik.1)sementara bila kita melihat jumlah penduduk th.2010 mencapai 237,641,326 jiwa (sumber data: Jumlah Penduduk Indonesia 1971, 1980, 1990, 1995, 2000, dan 2010, BPS) lihat Gbr Grafik 2, dan bila diprediksi jumlah penduduk th. 2011 saat ini mencapai 241 juta jiwa, sehingga secara matematis bisa dihitung dan didapatkan hasil bahwa perjiwa harus menanggung beban utang sebesar kurang lebihnya Rp. 7.282.157,-
Gbr. Grafik 1 |
Memang Utang merupakan bagian dari kebijakan fiskal (APBN) yang menjadi bagian dari 1. Kebijakan Pengelolaan Eknomi secara keseluruhan dengan tujuan guna mencapai menciptakan kemakmuran rakyat dalam bentuk: Menciptakan kesempatan kerja, Mengurangi kemiskinan, Menguatkan pertumbuhan ekonomi, dan Menciptakan Keamanan. Dan 2. Utang adalah konsekuensi dari postur APBN (yang mengalami defisit), dimana Pendapatan Negara lebih kecil daripada Belanja Negara.
Gbr. Grafik 2 |
Dan bila kita melihat data Perkembangan Rasio Utang Indonesia terhadap PDB sejak sebelum krisis th. 1997 terdapat penurunan angka yang tajam, data tersebut menunjukkan adanya perubahan yang semakin membaik hingga pada th.2011 rasio utang terhadap PDB sebesar 24,9 %. Sehingga bila mengikuti standar IMF, memang indonesia masuk dalam kategori aman dalam pengelolaan uang, karena rasio utang terhadap PDB masih di bawah 30 %.
Meskipun demikian, tetap harus dicarikan langkah-langkah atau solusi bagaimana cara agar utang tidak selalu bertambah tiap tahunnya, atau kalau bisa berkurang hingga stop utang mungkin akan lebih baik. Karena dengan utang, kita akan terikat, ketergantungan, dan bahkan adanya interfensi kebijakan negara lain sebagai pemberi utang. Sebagai akibatnya kita akan kesusahan dalam menjalankan/melaksanakan pembangunan secara madiri.
Bagi negara-negara perkembang seperti Indonesia yang mungkin secara ekonomi belum kuat untuk menggerakkan roda pembangunan, sehingga diperlukan suntikan dana atau utang negara lain. Penambahan dana yang diperoleh dari utang negara lain, dalam pengelolaannya harus betul-betul dimanfaatkan secara terprogram, tepat guna, dan menguntungkan untuk pembangunan jangka panjang, jangan sampai menjadikan atau memperbesar peluang korupsi karena kelebihan pembiayaan APBN. Untuk itu perlu optimalisasi pendapatan dan efisiensi penggunaannya.
Sekedar uneg-uneg: Prihartanto
Sumber : Kependudukan- Badan Pusat Statistik, Perkembangan Utang Negara, Edisi Oktober 2011, Pelita Online-Teten: Beban Utang Indonesia Membengkak
(http://www.pelitaonline.com/read/ekonomi-dan-bisnis/nasional/17/8151/teten-beban-utang-indonesia-membengkak/
Comments :
0 komentar to “Beban Utang”
Posting Komentar