Meluasnya Rob sebagai akibat Penurunan Muka Tanah dan Kenaikan Air Laut, serta Solusinya
Kawasan rob/ download Google |
Rob atau banjir air laut adalah banjir yang menggenangi daratan yang lebih rendah dari permukaan air laut pada suatu daerah yang di sebabkan oleh air laut yang pasang.
Rob pada umumnya terjadi pada daerah kota atau desa sekitar pantai (dikenal sebagai daerah pesisir) seperti untuk wilayah Pulau Jawa antara: lain Semarang, Pekalongan, Tegal, Indramayu, Jakarta, dan kota-kota lainnya yang berada di Pantura Jawa (Pantai Utara Jawa) mengapa demikian ?, karena bila dilihat dari topografinya, daratan pantura relatif datar dan menunjukkan beda ketinggian yang relatif kecil dari permukaan air laut rata-rata, ada yang diatas muka air laut rata-rata dan bahkan ada daerah-daerah dengan beda ketinggiaan (Ϫh) = negatif(-) artinya lebih rendah dengan permukaan air laut rata-rata.
Berbeda dengan daerah Jawa bagian selatan dimana topografinya menunjukkan gambaran daerah dataran tinggi dengan ketinggian jauh diatas permukaan air laut rata-rata atau beda tinggi dengan permukaan air laut (Ϫh) sangat besar ke arah positif. Sehingga pada daerah Jawa bagian selatan tidak ada masalah rob seperti pada daerah Pantura Jawa.
Terjadinya rob di pantura Jawa sangat bervariasi, ada daerah yang cukup lama dan semakin parah mengalami permasalahan rob dan ada daerah mengalami permasalahan rob yang tidak begitu serius dan terjadinya hanya sebentar. Permasalahan rob ini terjadi karena adanya penurunan muka tanah dan permukaan air laut yang meninggi sebagai akibat pemanasan suhu bumi. Permasalahan rob menunjukkan semakin besar dan serius adalah terutama pada wilayah kota-kota yang berdekatan dengan laut (kota pesisir) dibandingkan dengan wilayah pedesaan. Mengapa ?, karena disamping adanya pemanasan suhu dunia (Globalwarming), di kota-kota tersebut banyak sekali penyedotan air tanah berlebihan yang tidak terkendalikan sehingga permukaan tanah turun, dan penyebab lainnya.
Menurut Prof. Lambok Hutabarat, dkk .. dari Geologi ITB, ada 4 penyebab tingginya laju penurunan muka tanah
1. Pertama adalah karena sifat atau karakteristik geologi tanah di wilayah ibukota yang merupakan lapisan akumulasi endapan (quarter) sedimen yang belum stabil (terus mengalami proses konsolidasi) pada kawasan pantai yang berlansung ribuan tahun lalu yang akhirnya membentuk wilayah delta (makanya Jakarta juga digolongkan sebagai kota delta/delta city).
2. Karena adanya beban statis (bangunan) dan dinamis (beban bergerak seperti kendaraan bermotor) yang mempercepat terjadinya proses pemadatan lapisan tanah.
3. Ketiga adalah karena adanya gaya teknonis yang menyebabkan getaran dan pergerakan lapisan kulit bumi/tanah yang juga dapat menyebabkan terjadinya penurunan muka tanah.
4. Keempat adalah akibat sangat tingginya laju ekstraksi air tanah (khususnya air tanah dalam) yang sudah melewati daya dukungnya (melebihi kemampuan pengisian kembali).
Disamping itu, menurut Penelitian dan Pemantauan penurunan tanah (Land Subsidence) wilayah Jakarta oleh Geodesi ITB bekerjasama dengan BAKOSURTANAL dan Pemda DKI, dimana survey dilakukan sebanyak 5 periode pengamatan dengan menggunakan teknologi satelit GPS dari tahun 1997 sampai dengan akhir tahun 2005, dan pemantauan pada daerah industri yang banyak mengkonsumsi air tanah di Bandung dan sekitarnya dari tahun 2000 sampai akhir tahun 2005, dari hasil pengolahan data survey GPS diperoleh adanya penurunan tanah dengan rata-rata dari beberapa centimeter sampai beberapa puluh sentimeter.
Dari penelitian dan pemantauan tersebut bahwa salah satu dari ke empat penyebab turunnya muka tanah khususnya di daerah-daerah industri dan kota-kota besar, penyebab yang paling dominan adalah pengambilan air tanah yang berlebihan.
Sementara yang telah terjadi pada kota-kota besar adalah telah tumbuh bagaikan jamur bangunan-bangunan bertingkat seperti hotel, instansi negeri dan swasta, bangunan pusat-pusat industri yang banyak mengkonsumsi air tanah, pembangunan sarana dan prasarana jalan yang semakin bertambah mengakibatkan tertutupnya pori-pori tanah. Bertambah padatnya penduduk ikut mewarnai tumbuhnya lahan perumahan-perumahan yang menggantikan lahan pertanian, ruang tanaman hijau yang tadinya berfungsi sebagai resapan. Akibat dari semuanya itu apa ?, air tanah semakin berkurang karena tidak ada lagi keseimbangan dalam pengisian kembali akibat dari daerah resapan yang semakin sempit, ditambah lagi dengan pengambilan air tanah yang berlebihan sehingga terbentuk ruang kosong di dalam tanah mengakibatkan terjadinya penurunan tanah.
Wilayah Darat yang terkena rob semakin meluas
Penurunan muka tanah semakin turun akibat dari sifat atau karakteristik geologi tanah, beban statis bangunan dan beban dinamis benda bergerak, gaya tektonis, serta pengambilan air tanah yang berlebihan. Sebaliknya kenaikan permukaan air laut dunia menunjukkan semakin terus bertambah naik yang diprediksi akibat dari mencairnya lapisan es dan memanasnya air laut yang disebabkan pemanasan global.
" Berdasarkan analisis terakhir yang dilakukan oleh tim Inggris-Finlandia, permukaan laut selama 2000 tahun telah stabil. Pengukuran menunjukkan peningkatan hanya 2 cm di abad ke-18 dan 6 cm di abad ke-19, tapi tiba-tiba menjadi 19 cm atau lebih dari setengah kaki di abad yang lalu. Hal ini karena mencairnya lapisan sungai es. Bagi ahli iklim, angka yang kecil ini sangatlah berarti, dengan implikasi yang lebih kompleks dari yang dimengerti sejauh ini. (Buka dan baca disini “kenaikan permukaan air laut dunia”).
Penurunan muka tanah dan kenaikan permukaan air laut itulah yang mengakibatkan semakin bertambah luasnya wilayah darat yang terkena rob atau banjir air laut, dan mungkin secara pelan-pelan bumi akan tenggelam.
Solusi Untuk Mengatasi Meluasnya Rob (Banjir Air Laut)
Untuk mengatasi meluasnya rob yang terjadi pada kota-kota besar yang faktanya telah berdiri bangunan-bangunan saling berdempetan dan sarana jalan yang semuanya serba beton, dengan permasalahan yang sangat komplek dalam mengendalikan tata guna lahan, mengendalikan bangunan-bangunan yang telah berdiri atau yang masih dalam proses perencanan, serta pengendalian pengambilan air tanah, diperlukan kebijakan yang serius dalam pengendaliannya. Agar tidak meluasnya areal rob, dan guna mengantisipasi dalam jangka pendek solusi yang terpilih salah satunya mungkin harus dibuat dan dibangunnya tanggul disepanjang pantai, disamping pembatasan dan pengendalian penyedotan air tanah. Untuk daerah-daerah yang mulai berkembang pembangunannya, diperlukan perencanaan dan pengendalian serius untuk kepentingan jangka panjang dalam penataan ruang tata guna lahan sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Undang-Undang Tata Ruang dan Kawasan (RUTRK).
Secara global dan mendunia perubahan iklim sangat berpengaruh terhadap kenaikan air laut. Menurut Dr. Church : Jika kita ingin menghindari pencairan lapisan es Greenland dan naiknya permukaan laut maka pengurangan emisi gas rumah kaca sangat dibutuhkan. Masyarakat perlu mendesak pemerintah kita untuk menunjukkan kepemimpinannya untuk memastikan bahwa kita telah mengurangi emisi kita; kita menguranginya secara substansial dan mendesak.
Sumber :
Penurunan Muka Tanah Tak Tak Terkendali Jakarta Bisa Tenggelam
http://www.detiknews.com/read/2011/11/06/181625/1761422/158/firdaus-ali-penurunan-muka-tanah-tak-terkendali-jakarta-bisa-tenggelam
Pemantauan Penurunan Tanah (land Subsidence) di kota-kota besar dengan GPS
http://geodesy.gd.itb.ac.id/?page_id=84
S.O.S Pemanasan Global-Kenaikan Air Laut
http://www.suprememastertv.com/ina/sea-level-rise/
Kenaikan Permukaan Laut Dunia
http://pemanasanglobal.net/kutub/kenaikan_permukaan_laut_dunia.htm
Comments :
0 komentar to “Penurunan Muka Tanah dan Kenaikan Air Laut”
Posting Komentar